Wednesday 26 June 2013

Bermimpi Menjadi Owner Rumah Sakit : Mumpung Mimpi Belum Berbayar

Jika mendengar kata rumah sakit, yang terekam dalam kepala kita adalah kata menyeramkan. Sebagai orang awam, saya akui itu seringkali saya dengar dari sekeliling.


Sumber foto
“Namanya saja sudah rumah sakit, ya jelas tidak ada enak-enaknya” begitu kata-kata yang pernah meluncur dari mulut ibu saya.


Kebetulan sekali saya familiar dengan rumah sakit. Suami bekerja di rumah sakit sebagai salah satu staff administrasi dan saya termasuk sering kali bolak-balik di rawat di rumah sakit. Jujur saya akui saya suka kata itu “rumah sakit”
Mungkin karena dulunya pernah bercita-cita menjadi dokter walaupun gagal kemudian. Tapi ternyata takdir membawa saya tidak jauh-jauh dari rumah sakit.


Dari beberapa rumah sakit yang sering saya sambangi, termasuk rumah sakit tempat suami saya bekerja, memang tidak ada ekspressi kata ‘nyaman’, walaupun tergolong rumah sakit untuk kalangan menengah. Ya seperti kata ibu saya tadi. Namanya memang rumah sakit.

Pernah suatu waktu saya bermimpi, kelak jika saya menjadi milyarder, saya ingin membangun sebuah rumah sakit. Tidak perduli seberapa mustahil mimpi saya, saya akan terus bermimpi, siapa tahu mimpi itu menjemput saya.

Bayangan sebuah rumah sakit yang sederhana, hijau dan nyaman bagi lingkaran rumah sakit dan sekitarnya. Rumah sakit yang ramah tidak hanya terhadap orang-orang yang terlibat di dalamnya, namun juga pada alam.

Sederhana bukan?

Cukup sederhana jika dari awal konsepnya matang dan terencana dengan maksimal, pun melibatkan ahli-ahli terbaik.


Hal pertama yang ingin saya lakukan, adalah mencari contoh desain terbaik dan mengadopsi yang paling sesuai atau menggabungkan menjadi satu. Saya menemukan sebuah artikel, yang mengumpulkan desain terbaik rumah sakit di amerika ini.







Semua foto dikutip dari sini (sumber)

Wah, jika tidak tahu mengira bangunan-bangunan ini adalah hotel ya...

Bahkan ada pula rumah sakit yang menawarkan pelayanan pariwisata medis. Istilah yang baru saya dengar. Istilah ini hanya berlaku bagi kalangan menengah ke atas. Banyak rumah sakit yang menawarkan pelayanan terbaik, melebihi protokol klinis. Dan rumah sakit Gleneagles Singapura salah satu yang terbaik dalam hal ini.

Bayangan saya tidak semewah foto yang saya comot. Mengingat keindahan dan kenyamanan yang ditawarkan tentu akan berbanding terbalik dengan keadaan ekonomi bangsa saat ini. Carut marut ekonomi membuat terpuruknya banyak lapisan menjadi kategori miskin. Sehingga kemewahan perawatan sakit jauh dari harapan banyak orang.

Saya masih memimpikan sebuah kenyamanan rumah sakit namun tidak perlu mewah. Sederhana saja, namun yang terpenting berkualitas dan ramah lingkungan. Semoga mimpi saya memenuhi kriteria yang saya sebutkan sendiri dalam review mimpi saya pada poin-poin berikut ini :

  1. View rumah sakit yang ramah layaknya sebuah rumah yang nyaman. Tidak perlu mewah dan wah. Mungkin saya akan mengkondisikan sebuah bangunan bergaya tradisional yang asri. Menyenangkan jika bisa berdiri di depan sebuah rumah sakit yang sekelilingnya dipenuhi oleh hijaunya dedaunan dan ramainya kicauan burung gereja. View sebuah rumah sakit yang menggoda akan memberikan energi tersendiri. 
  2. Paramedis dan administrasi yang bersahabat dan professional. Ini adalah syarat mutlak sebuah rumah sakit. Pelayanan bersahabat adalah yang terbaik, apalagi terhadap orang yang sedang sakit.
  3. Rumah sakit yang terbuka, mengurangi AC dan kipas angin. Selama ini saya biasa berjalan di koridor rumah sakit berdinding putih, bersih dan bau karbol. Dilengkapi kipas angin setiap dua meter. Atau sebuah AC pada tiap blok. Saya bermimpi berjalan di koridor rumah sakit, dalam keadaan sehat wal afiat. Disisi kiri dan kanan koridor, terawat dengan baik pohon pelindung yang teduh. Pohon peneduh bisa memberi suplai oksigen yang baik untuk cukup proses penyembuhan.
  4. Mengganti semua keran air dengan keran otomatis, yang jika dinyalakan beberapa saat, mati sendiri. Cara ini efektif, agar tercipta kebiasaan hemat air.
  5. Pengolahan air limbah rumah sakit bisa dimanfaatkan untuk pengairan taman rumah sakit.
  6. Pemipaan dan Q-check rutin. Ini pengalaman terakhir kali saya di rawat di rumah sakit. Saya begitu kesal dengan pipa yang tersumbat. Sistem pemipaan ini mutlak di rancang sebaik mungkin, untuk mengurangi pemborosan air. Kemiringan pipa pembuangan, kelandaian lantai dan tetak bengek desain kamar mandi harus diperhatikan sebaik mungkin.
  7. Penggunaan solar cell bisa membantu penghematan listrik. Perlu juga diperhatikan sistem ground untuk mencegah listrik statis. Menggunakan alat listrik yang tidak boros atau energy saving. Menggunakan baterai isi ulang untuk semua remote. Adalah beberapa hal kecil yang akan membantu penghematan listrik. Saya sering menonton film korea. Di sana ditampilkan lampu otomatis, yang akan hidup dan mati sendiri di ruang depan pintu masuk. Lampu seperti itu bisa menjadi ide yang efektif untuk membantu penghematan energi. Bisa digunakan pada beberapa ruangan atau blok rumah sakit yang butuh penerangan lampu tetapi tidak selalu terpakai setiap saat.
  8. Rumah sakit yang terang tanpa lampu-lampu kristal yang mahal. Saya begitu terpukau dengan keindahan lampu kristal, yang menghiasi langit-langit rumah sakit swasta yang beberapa kali saya kunjungi. Saya langsung berhitung, berapa harganya. Maklumlah, seorang ibu rumah tangga, tidak jauh-jauh urusannya dari rupiah. Ada beberapa bagian rumah sakit yang tetap terlihat temaram, maka mau tidak mau beberapa lampu harus terus menyala, meski sedang terik-teriknya. Saya berfikir, jauh lebih baik jika lampu-lampu kristal yang mahal itu, digantikan oleh jendela luas dengan penerangan alam.
  9. Rumah sakit dengan beberapa kantin di sudutnya yang terjamin kebersihannya dengan sertifikat sehat. Para pengunjung juga membutuhkan makan yang sehat sehingga tidak akan menggantikan posisi si sakit.
  10. Rumah sakit dengan taman rimbun dan kolam ikan yang terawat. Konsep taman ini lebih kepada terapis penyembuhan. Saya pernah di rawat cukup lama di sebuh rumah sakit cukup mewah. Saat itu saya membawa serta seorang anak berusia 4 tahun. Walaupun mewah, rasa bosan karena hanya terus melihat dinding marmer selama berpuluh jam membuat saya merasa terpenjara. Andaikan ada taman dengan kolam ikan, saya merasa akan jauh lebih baik kala itu. Anak saya bisa bermain, merasakan oksigen alami dan terpapar segarnya matahari pagi.
  11. Pengelolaan sampah yang baik. Saya kira dibutuhkan aturan tersendiri terhadap jenis sampah dan bagaimana penempatannya. Aturan yang kemudian akan disosialisasikan pengawas ruangan pada keluarga pasien yang menunggu secara kontinu. 
  12. SOP yang professional dan kontinu dilaksanakan sangat menunjang operasional rumah sakit bertema hijau.

Yah, ini adalah mimpi. Mungkin suatu saat mimpi saya akan rumah sakit sendiri yang nyaman, asri dan ramah bisa menjemput saya. Seperti pesan dalam film Laskar Pelangi, “Bermimpilah, maka mimpi itu akan menjemputmu”



http://klikrefresh.blogspot.com/2011/11/rumah-sakit-terindah-di-amerika-pic.html



1 comment: