Banjarmasin dan beberapa kota di Kalimantan Selatan, menjadi menarik bagiku, karena aku sempat bermukim beberapa bulan disana. Bukan kebetulan pula kalau ari-ariku ketika dilahirkan, telah dilarutkan eyang di sungai Amandit.
Tradisi melarutkan ari-ari itu telah lama sekali berangsur pudar. Konon katanya, tradisi itu dilakukan agar kelak anak yang lahir, menjadi perantau. Mungkin benar adanya. Aku kini terdampar dan mencari makan di Kalimantan Timur.