Wednesday 20 March 2013

Mengkonsep Otak Sejak Dini : Move On

Saya sendiri baru-baru saja mengenal kata move on. Awalnya saya mendengarnya dari salah satu teman yang putus cinta. "Move On" ujarnya mantap kala itu. 

Begini kisahnya. Kala itu saya menyaksikan sendiri kesedihannya, tidak jadi menikah dengan kekasih hatinya.Gampang buat saya mengatakan, sudahlah lupakan. Masih banyak lelaki lain diluar sana, yang lebih tampan, baik hati, kaya dan bukan suami orang. Itu bisa saya katakan, karena saya sudah menikah dan punya anak. Sedangkan untuk sahabat saya, dia masih gadis, berusia lebih dari cukup dan sangat mencintai kekasihnya. 

sumber


Saya sendiri bahkan merasa bersalah dan terdiam saja, karena saya sudah menghujat kesedihannya. Buat saya, mengapa harus menangisi lelaki yang bukan lelaki. Lelaki itu ada tempatnya sendiri-sendiri. Tanpa harus merasa terpaksa, dia akan datang ke tempatnya sendiri. Itulah jodoh.

Apa lacur? Sahabat saya semakin menjadi kesedihannya. Tapi, tahu-tahu setelah beberapa hari kemudian, dia dengan wajah segar dan berseri-seri datang pada saya. "Aku sudah bertekad melupakan lelaki itu, aku bisa" ujarnya.

"Lets Move On" lanjutnya. 

Aku penasaran dengan kata-katanya. Maklumlah, bahasa asingku tidak melampaui angka toefl 400. Selidik punya selidik, ternyata maksudnya adalah bangkit. 

Ya, bangkit dari keterpurukan. Apalagi hanya sekedar terpuruk karena cinta. Pun cinta itu belum terikat dalam sebuah pernikahan yang sakral. Jodoh itu masih panjang. Satu hal yang kusadari dari peristiwa dengan sahabatku adalah, kehadiran teman yang mendukung sangat penting, meskipun hanya sekedar mendengar dan memberi masukan.

Memang move on adalah soal konsep diri. Datangnya dari dalam diri sendiri. Jika yang bersangkutan tidak ingin bangkit, tidak akan ada yang berubah. Malah akan terjadi keterpurukan, jika semakin berlarut-larut pada masa lalu.
sumber

Namun disini, penting pula dukungan dari orang-orang terdekat. Tidak hanya sekedar memberikan simpati, tetapi masukan yang bijaksana. Do'a dan kedekatan dengan yang Maha Pencipta adalah obat yang paling mujarab.

Keluar dari kisah tadi, move on pemahaman nya jauh lebih luas dari sekedar galau dan masalah asmara. Move on berlaku untuk setiap sendi kehidupan. Baik urusan pekerjaan, hubungan dengan tetangga, saudara dan lain sebagainya.

Semangat dan rasa legowo adalah kunci penting. Bersikap menerima dan berusaha memperbaiki semua yang sudah terjadi penting sekali. Selama ada kehidupan masalah selalu ada. Yang terpenting, jangan pernah larut terlalu lama dalam suatu masalah.

Ada beberapa tips jitu mengatasi masalah dan move on. 
  1. Jika sedang terlibat masalah, sementara menghindarlah. Tenangkan diri dan berpikir jernih. Emosi akan membutakan mata.
  2. Berbicara kepada sahabat yang bijaksana. Akan jauh lebih baik pada orangtua yang bijaksana. Jangan salah pilih tempat curhat. 
  3. Jika terlampau emosi, luapkan pada hal-hal positif. Mencari kesibukan yang bermanfaat. Misalnya membuat kue, melukis, pergi sauna atau gym.
  4. Jika masalah terlalu pelik, carilah jalan keluar terbaik untuk pihak yang terlibat.
  5. Jangan egois.
  6. Terbiasa memaafkan.
  7. Berlapang dada.
  8. Kembalikan semua pada Sang Pencipta. 
Akan jauh lebih baik jika kita menjadikan masa lalu menjadi pelajaran, bukan melupakan. Jika tidak ada masa lalu maka tidak akan ada masa kini. 

Bangkit, move on juga harus ditanamkan sejak dini pada anak-anak. Buat anak-anak kita menjadi tidak mudah terpuruk. Beri semangat anak, peluk dia jika sedang terlibat masalah. Bela lah anak dengan cara yang bijaksana.
sumber

Akan jauh lebih mudah jika, konsep diri akan move on terbentuk sejak anak masih kecil. Anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi tangguh yang tidak gampang menyerah. Saya percaya, jika konsep akan move on tertanam pada banyak anak-anak, anak-anak akan semakin percaya diri, bijaksana menghadapi permasalahan hidup. 

Niscaya galau apalagi keputusasaan jauh sekali ditendangnya dari hidup. Prestasi sudah pasti dalam genggaman. Hidup jauh lebih berharga. Lakukan yang terbaik dan genggam terus semangat perubahan.

Let's move on

No comments:

Post a Comment