Wednesday 20 March 2013

Jalan-jalan Mengatasi Kejenuhan Anak

Dua anak lelaki ku, sehat dan aktif. Irfan dan Rifqi namanya. Perbedaan usia keduanya tidak terpaut jauh, hanya tiga tahun. Si abang yang sekarang sudah duduk di bangku kelas empat SD, menjadi teman bermain bagi adiknya.





Anak lelaki memang jauh lebih aktif dibandingkan anak perempuan. Mereka belajar dengan cara yang berbeda dengan anak perempuan dalam mengeksplor diri. Mungkin benar juga kata ibuku, "Kalau tidak lincah bukan anak lelaki namanya".



Setiap harinya, Rifqi dan Irfan selalu terlihat lincah. Ada saja yang mereka kerjakan dari ujung ruang tamu, hingga ujung dapur, tidak ada yang belum pernah mereka jelajah. Meskipun kadang-kadang aku merasa lelah mengimbangi keduanya, tetapi aku merasa sangat bahagia. Melihat keduanya aktif menandakan kesehatannya terjaga dengan baik.



Walaupun tidak jarang mereka bertengkar, tetapi keduanya selalu memberikan warna dalam kehidupanku. Terkadang ada saja perbedaaan selera keduanya yang memicu pertengkaran kecil. Misalnya selera tontonan, permainan, atau menu makanan.

Rifqi menyukai masakan Western Food, sementara Irfan lidahnya khas Nusantara. Atau ketika menonton televisi. Rifqi menyukai channel binatang dan satwa liar, sementara Irfan masih suka menonton kartun. 

Satu hal yang sama, yang mereka miliki adalah selera dalam urusan jalan-jalan. Keduanya sama-sama suka jalan-jalan. Mereka mewarisi hobi ini dari aku dan papanya. Kami juga suka sekali travelling. Hanya semenjak memiliki kedua buah hati yang lucu, hobi tersebut berangsur dikurangi. Kegemaranku travelling dengan bayi tidak mungkin kuteruskan, karena pertimbangan berbagai hal.

Kini keduanya semakin besar. Karena aktifitas kedua anakku cukup tinggi, mau tidak mau aku dan suami harus bisa meluangkan waktu untuk jadwal Jalan-jalan ini, di setiap akhir pekan.

Kalau tidak demikian, tentu rasa bosan akan mendera anak-anak. Maklum saja, kami tinggal di komplek yang terletak jauh dari keramaian. Anak-anak pun jarang bermain di luar rumah. Maka, ketika si kecil minta jalan-jalan tidak ada salahnya mengiyakan. Jalan-jalan adalah solusi yang baik, untuk mengurangi kejenuhan.


Awalnya saya cukup bingung menentukan tempat pilihan untuk mengabulkan permintaan anak-anak ini. Tentu anak-anak mengharapkan tempat yang menarik, menyenangkan dan bisa mengeksplor imajinasi mereka lebih luas.


Kalau aku akan merasa rileks ketika mencuci mata di Mall, berbeda dengan kedua anakku. Pilihan tempat keduanya lebih bersahabat dengan kantong. Kedua anakku lebih memilih tempat di alam terbuka. Mereka lebih suka bermain dengan binatang dan air. Ini tidak terlepas dari usahaku dan papanya untuk mengajarkan anak agar tidak konsumtif.

Anak-anakku lebih suka pergi ke tempat-tempat seperti kebun binatang, pantai, atau malah ke daerah persawahan. Mereka akan jauh lebih gembira di ajak naik andong kuda poni ketimbang naik bombom car. Mereka begitu riang bermain dengan air, dan hewan-hewan, pasir pantai dan lain sebagainya yang berhubungan dengan alam.







Ketika akan bepergian, apalagi ke tempat-tempat terbuka dan bersinggungan dengan hewan, air dan tanah, maka yang menjadi pertimbanganku adalah faktor kesehatan. Tidak dipungkiri, kuman ada dimana-mana. Apalagi di tempat terbuka semacam itu. 

Persiapan jalan-jalan penting diperhatikan. Mempersiapkan bekal yang sehat dan mengenyangkan adalah poin pertama. Sebaiknya menghindari jajan di luar karena banyak alasan, terutama kebersihan penjual dan jualannya sendiri. 

Khusus menyangkut kesiapan fisik, juga harus kuperhatikan. Anak-anak harus dalam kondisi sehat dan tidak kelelahan. Mereka harus tidur cukup sebelum bepergian. Pilihan tempat pun kuperkirakan tidak akan menyita energi.

Kalaupun harus pergi jalan-jalan menempuh jarak yang cukup jauh, maka aku akan memilih bermalam dahulu. Tidak seru, ketika pergi jalan-jalan, anak dalam keadaan sakit. Atau malah akan sakit setelah acara jalan-jalannya.

Terakhir yang perlu diperhatikan adalah faktor keselamatan. Jangan pernah lengah terhadap kegiatan anak. Sifat dasar anak-anak yang selalu ingin tahu, akan membuatnya selalu bergerak tanpa henti. Apapun tempat dan kegiatan yang sedang dilakukan oleh anak-anak, akan selalu mengandung resiko. Orang tua lah pelindung anak-anaknya. Tidak ada salahnya tetap waspada. Namun tetap memberikan anak ruang berkreasi sebebas mungkin.





No comments:

Post a Comment