Sunday 27 April 2014

Menjadi Tua, Siapa takut!

Semua orang pasti tua suatu saat nanti. Tidak perduli betapa suksesnya dia, berapa kayanya dan bagaimana tampannya, setiap pemiliknya tersebut pasti akan mengalami masa tua. Tua adalah keharusan.

Saat masa tua akan menjelang, yang terlintas adalah kata pensiun. Pensiun merupakan masa bersantai dan lepas dari segala kekelahan rutinitas pekerjaan. Namun disisi lain, pasti ada kekhawatiran tertentu pada tiap individu menjelang masa pensiun. 

Hal ini karena keinginan setiap orang untuk tetap merasa nyaman dan lebih tentram di masa tuanya. Terlebih lagi ketika tubuh sudah tidak sekuat di masa produktif lagi, untuk bekerja keras menghasilkan materi, satu-satunya yang diinginkan adalah waktu bersantai tanpa kekurangan apapun.

Umumnya rata-rata usia produktif berkisar antara 15 sampai 65 tahun. Di masa-masa demikian seseorang bisa semaksimal mungkin bekerja baik di bidang jasa maupun produksi. Namun setelah melewati usia produktif kecendrungan produktifitas individu adalah menurun. Meskipun tidak semua. Misalnya ada saja beberapa orang yang meraih kegemilangan di usia melebihi 65 tahun. 

foto dari sini

Kecendrungan rasa khawatir terhadap usia non produktif dirasakan lebih besar pada kelompok pekerja. Baik itu pegawai negeri atau pun swasta. Karena peraturan instansi yang rata-rata akan mematok usia pensiun. Umumnya usia pensiun akan di patok pada kisaran umur 68 tahun.

Sebagian golongan pekerja memiliki jaminan dana pensiun yang dipersiapkan oleh instansi masing-masing, namun dana yang terkumpul secara sedikit-demi sedikit tersebut, meragukan untuk mencukupi kebutuhan di usia senja. 

Sebagian pekerja lain, lebih mengkhawatirkan. Misalnya saja pekerja dengan status kontrak atau buruh. Tidak akan ada dana pensiun yang menjamin masa tua. 

foto dari sini

Demikian pula pada pekerja berstatus pegawai negeri. Meskipun jaminan masa tua pegawai negeri mereka terjamin oleh negara, akan tetapi seiring kebutuhan yang kian meningkat, tentu pula akan berimbas banyak.

Tidak terkecuali pada wiraswasta. Individu yang aktif sebagai wiraswasta bergantung pada keuletan dan kepandaian mengelola dana. Masa-masa puncak bagi wiraswasta tidak terbatas usia. Akan tetapi tidak ada salahnya jika perhitungan terhadap dana pensiun menjadi prioritas.

Justru masa pensiun pada kelompok wiraswasta harus diperhitungkan tidak hanya terpatok pada usia. Ini dikarenakan kelompok wiraswasta adalah kelompok yang paling rentan terhadap resiko. Misalnya saja, kerugian besar, kebakaran, penipuan dan lain hal yang bisa menghambat usaha bahkan menutup usaha sekaligus. 

Dilihat dari sudut manapun, pekerjaan apapun yang dimiliki setiap individu, sangat penting untuk memperhitungkan masa dan dana pensiun. Saat dimana ada ketidakmampuan secara fisik untuk menghasilkan materi guna memenuhi kebutuhan hidup lagi.

Lalu seberapa besar sebenarnya dana pensiun yang dibutuhkan?
Jumlahnya tergantung kebutuhan individu dan kondisi keluarga masing-masing. Namun jika memperhitungkan usia rata-rata yang berkisar antara 72-75 tahun, maka setidaknya dana pensiun dapat memenuhi kebutuhan dari akhir masa kerja hingga usia tersebut. Bahkan berdasarkan survey, lebih dari 50% orang bekerja tambahan hingga usia pensiun demi memenuhi kebutuhan dana pensiun di masa senja.

Banyak cara orang untuk mempersiapkan dana pensiun. Terlepas dari dana yang telah dipersiapkan oleh instansi atau perusahaan. Ada beberapa orang yang menyimpan dana nya dalam bentuk properti. Dengan tujuan untuk dijual kembali atau untuk disewakan kemudian. Akan tetapi pilihan ini akan terasa berat bagi pekerja dengan penghasilan pas-pasan.

Selain itu pilihan investasi terhadap properti juga membutuhkan perhitungan matang terhadap pemilihannya. Seperti lokasi yang strategis dan nilai jual kembali.

foto dari sini

Ada pula yang menyimpan dana dalam bentuk logam mulia. Keuntungan menyimpan dana dalam bentuk logam mulia, adalah nilai yang terus meningkat dari waktu ke waktu, walaupun tidak besar. Selain itu jika dibutuhkan dalam waktu cepat, logam mulia dapat dengan mudah diuangkan. Meskipun begitu, salah satu sisi lemahnya adalah dalam segi keamanan penyimpanan.

Dari sekian banyak pilihan alternatif penyimpanan dana pensiun oleh masing-masing individu, kini lembaga pengelola dana pensiun dapat dijadikan alternatif pilihan. Seperti yang ditawarkan oleh PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk.

BNI Simponi adalah tawaran pengelolaan dana pensiun yang diselenggarakan oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk  (DPLK BNI) sejak tahun 1994 berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun.

Sebenarnya apa untungnya pegelolaan dana pensiun pada lembaga ini? 

Saya memahaminya secara sederhana saja sebagai nasabah. Sebenarnya saya telah menjadi nasabah BNI sejak saya masih SMA. Namun ketika saya kuliah dan kehabisan uang beberapa waktu, akhirnya rekening saya ditutup permanen. Dan saya baru kembali menjadi nasabah BNI, sejak setahun lalu, ketika saya memiliki penghasilan dalam bentuk royalti yang harus di transfer. 

Banyak kenyamanan yang saya dapat selama menjadi nasabah, seperti pembukaan rekening yang tidak menyulitkan atau kah keberadaan ATM BNI yang menjamur di setiap sudut kota. Menjadi nasabah BNI juga memberikan rasa aman pada saya karena keberadaan Lembaga Penjamin Simpanan, dimana BNI sebagai anggotanya. 

foto dari sini

Ketika saya menulis ini, saya banyak mengetahui keuntungan lain yang ditawarkan oleh BNI melalui program BNI Simponi nya. Selain kemudahan untuk menjadi anggota BNI Simponi, hanya dengan menyetorkan dana sebesar 250.000 saja. BNI Simponi juga bisa diikuti oleh semua kalangan tanpa terkecuali walau oleh pekerja dengan penghasilan terbatas sekalipun.

Nasabah bisa memperoleh keuntungan maksimal dari pengembangan dana walaupun hanya mampu menyetor dana sebesar minimal 50.000 per bulan. Dalam pandangan pribadi, saya katakan keuntungan program ini perpaduan dari tabungan dan investasi sekaligus. Dana pensiun yang kita simpan dan dikelola, akan bisa kita nikmati sepanjang hidup bahkan dapat menjadi warisan.

Domisili juga tidak menjadi halangan bagi peserta BNI Simponi, karena sistem online yang dimiliki oleh BNI, memudahkan nasabah untuk melakukan pembukaan rekening, pembayaran iuran, penarikan dana dan informasi saldo dana sampai proses pensiun bisa dilakukan dimana saja, diseluruh Indonesia.

Saya pribadi jadi cukup tertarik dengan program ini. Mengingat profesi saya yang tidak menyediakan dana pensiun dan hanya bergantung pada kepandaian menyimpan dana. Saya pun ingin merasakan kenyamanan kelak menjelang masa tua, tanpa repot memikirkan kebutuhan hidup, kebutuhan sekolah anak-anak dan masa depan mereka. 

Buruan ah, ke BNI. Cari tahu lebih banyak dan buka rekening BNI Simponi.
http://bit.ly/BNI_Simponi

Postingan ini ikut serta dalam lomba blog dari BNI



No comments:

Post a Comment